Sedari kecil, saya hidup berpindah-pindah (bukan, saya bukan Meganthropus palaeojavanicus yang hidupnya nomaden).
Dibuat (sepertinya) di Yogyakarta, dikandung di Salatiga, menjelang lahir balik lagi ke Yogyakarta, batita di Salatiga lagi, mulai 3 tahun sampai 7 tahun ikut mbah di Magelang, mbah pensiun pindah lagi ke Yogyakarta setahun, lalu balik tinggal sama ibu di Salatiga dari kelas 3 SD sampai lulus SMP, terus SMA nya di Magelang lagi, lulus SMA saya memprediksi bakal balik lagi ke Yogyakarta (UGM, ngarep), tapi kenyataan berkata lain, saya harus kuliah di CEPU..!!
Perjalanan hidup seorang Dea Amelia
Sebelumnya saya akan membahas sedikit tentang profil kota -ralat- Kecamatan Cepu. Artikel ini diambil dari Wikipedia (terimakasih mbah Wiki) dengan perubahan seperlunya. Artikel yang benar bisa dilihat di sini .
Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak zaman
Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perebutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah.
Ada juga kisah penamaan Cepu diambil dalam kisah Aria Penangsang, yaitu pada saat pertempuran antara Jipang Panolan dan Pajang di pinggiran bengawan Solo, alkisah ada seorang prajurit Panolan (ada kisah bukan prajurit biasa melainkan sang Aria Pengangsang sendiri, uda deh ngaku aja) yang tertancap tombak di pahanya saat sedang p*p di pinggir Bengawan Solo, dalam bahasa Jawa Tancap = nancep, paha = pupu, berasal dari dua kata tersebutlah kata Cepu. Mungkin jika waktu itu pahanya Aria Penangsang bukan ditancep tapi dikecup, nama kota ini menjadi Cupu, kecup pupu.
Pada zaman penjajahan, Cepu merupakan salah satu kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jatinya. Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah, loji klunthung (ini dimana ya?). Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu.
Gedung SOS (Save Our Songket)
Untuk mendukung transportasi masa itu, dibangun pula jalur kereta api yang menghubungkan Jawa Timur - Jawa tengah via Cepu. Di Ngloram, juga bisa ditemui bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda.
Daerah ini telah lama dikenal memiliki persediaan
minyak bumi. Pada tahun
2005, Cepu mendapat perhatian nasional karena penemuan adanya deposit minyak yang melimpah di
Blok Cepu.(Katanya udah lama dikenal banyak minyak, tapi kok tahun 2005 baru diperhatikan?) Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan rakyat dari
kayu jati dan wisata hutan jati dengan
kereta api kuno.
Di era Pergerakan Nasional, Cepu menjadi tempat pelarian eks. PKI madiun yang kemudian berhasil ditumpas oleh Divisi Ronggolawe yang dipimpin oleh GPH Dipokusumo. Nama Ronggolawe dan Dipokusumo saat ini menjadi ikon kota Cepu. Nama Ronggolawe dipakai sebagai nama: - Lapangan terbesar di Cepu: Lapangan Ronggtolawe - Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) - Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda. Sedangkan GPH Dipokusumo diabadikan sebagai monumen yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko dekat Kantor Pos (yang saya tahu di dekat kantor pos ada Depot Bakso-Mie ayam Rahayu).
Gila, papan caturnya segede apa?
Kota yang terletak diantara perbatasan
Jawa Tengah dan
Jawa Timur ini juga dialiri oleh
Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa. Di Cepu dikenal musim
pladu' 'yaitu masa dimana ikan-ikan mabuk dan mengapung dan menepi ke pinggir sungai karena air keruh akibat hujan
dan p*p manusia. Ikan-ikan yang sering dijadikan tangkapan adalah ikan bethik dan ikan wader. Dahulu masa ini dijadikan andalan menutupi kebutuhan gizi keluarga sekaligus sumber rezeki, namun sekarang musim ini jarang terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan ekosistem di hulu maupun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
Bengawan Single
Beberapa instansi yang keberadaannya mendominasi Kota Cepu yaitu PT Pertamina EP, Pusdiklat Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), Sekolah Tinggi Energi dan Mineral DESDM dan Perum Perhutani. Perekonomiannya ditopang oleh masyarakat yang berprofesi sebagai PNS. Para pendatang juga berperan besar pada laju perekonomian kota Cepu. Cepu bisa dikatakan sebagai miniaturnya Indonesia. Banyak pendatang dari berbagai daerah seluruh Indonesia yang datang untuk bekerja sebagai PNS, ikut diklat di Pusdiklat Migas dan STEM Akamigas, atau sebagai pedagang. Pertaniannya merupakan sawah tadah hujan, hanya sebagian kecil yang berada di tepi Bengawan Solo memakai irigasi. Kayu jati semakin susah ditemukan di Cepu akibat penebangan hutan pada masa awal reformasi. Tata kotanya
sangat tidak kurang bagus, namun saat ini sudah mulai dibenahi seiring dengan adanya Blok Cepu.
Kampus saya, di sebelah EP..
Pertamina EP, di sebelah kampus saya..
Dibandingkan dengan ibu kota kabupatennya, Blora, justru Cepu lebih maju dan lebih ramai. Di pusat kota Cepu terdapat taman yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama TAMAN SERIBU LAMPU (ONE THOUSAND LAMPS PARK),
yang kini menjadi Taman Seribu Tiang ini karena taman tersebut terdapat dipasang lampu untuk penerangan taman.Pada malam hari taman ini selalu ramai dikunjungi masyarakat.Ruang Publik ini merupakan sarana hiburan tersendiri bagi warga Cepu, karena di taman ini banyak dijumpai pedangan makanan, pakaian, mainan anak atau sekedar mencuci mata.
Taman Seribu Lampu Mati
Dengan dinamisnya kota Cepu, walau statusnya sebagai kota Kecamatan, memungkinkan bila kota Cepu dirintis menjadi kota PERDAGANGAN atau bahkan naik strata sebagai daerah yang secara administratif mempunyai otonomi sendiri karena faktor SDM dan letak Geografis kotanya. Kota kopi klothok ini letaknya strategis karena sebagai persimpangan ke kota-kota lain di sekitarnya yaitu Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Blora, Rembang, dan sebagainya. Dan ini sangat kungkin karena dimasa mendatang akan dibukanya perusahaan minyak bumi EXXON MOBIL. Untuk itu, mengharapkan kehadiran para investor untuk menggarap kota Cepu. Kita doakan saja, amin.
Demikian sedikit mengenai Cepu, tempat dimana saya sedang menuntut uang saku ilmu.
Nah, seperti judul postingan kali ini, saya akan memberikan 7 alasan mengapa Anda tidak perlu menghabiskan hidup di Cepu.
1. PANAS GILA
Dulu waktu SD, sempat ada soal IPS yang berbunyi "Kota di Indonesia yang dikenal sebagai kota minyak adalah...." dan jawabannya adalah Cepu.
Waktu itu dalam bayangan saya, Cepu itu seperti pom bensin : beraspal, bau bensin, panas, gak ada pohon, sejauh mata memandang hanya fatamorgana yang terlihat..
Dan ternyata benar sekali khayalan masa kecil saya itu. (Kecuali bagian fatamorgana).
Dengan suhu rata-rata harian sebesar 35 derajat celcius, Cepu dengan sukses membuat saya tiap saat gak itu pagi, siang, sore, malam, kipas-kipas mulu. Tidak bermaksud lebay, tapi tanpa menyalakan AC atau fan, mungkin Anda seharian cuma pipis sekali, karena cairan tubuh sebagian besar sudah keluar melalui keringat. Jam 12 siangnya di Salatiga tuh kayak jam 10 pagi di Cepu.. Angin yang berhembus pun nggak sejuk, tapi panas dan berdebu. Di pagi hari pun, adanya embun serasa mujizat di Cepu..
Saya pernah dengar dari seorang dosen geologi, bahwa dulunya Cepu adalah laut. Dweeng.. Gila, saking panasnya ampe air lautnya menguap dan jadi daratan kayak sekarang ini.. Bisa-bisa di masa depan Cepu ini menjadi gurun pasir..
2. GAK ADA HUJAN
Di Cepu ini ada dua musim, musim kemarau dan musim panas.
Hujan jarang terjadi di daerah ini. Adapun itu paling2 cuma 'hampir hujan'. Tapi sekalinya hujan yang deres banget, sungai bengawan Solo meluap dan menyebabkan banjir yang menggenangi sebagian daerah. Cepu oh Cepu..
Mungkin suatu saat ada film Ratapan Anak Cepu kali ya..
3. BANYAK (super)NYAMUK
Kota yang udaranya panas sering diidentikkan dengan banyaknya nyamuk. Hukum 'ada panas ada nyamuk' tersebut sangat berlaku di Cepu. Sumpah ya, nyamuknya tuh udah banyak bgt, segede-gede gaban pula. Well, saya juga gak tau sih gaban itu gedenya segimana.
Tapi yang namanya nyamuk Cepu itu emang ganas bin Ganas Sueb. Kayaknya mereka udah bermutasi deh, abisnya mau berapa kali diadain fogging di asrama saya, teteeep aja nyamuk merajalela. Disemprot pake Baygon juga gak mempan, pake lotion anti nyamuk juga masih doyan nyamuknya.. Mau ditepukin, keburu bengkaka nih tangan sebelum nyamuknya abis..
Emang bener2 nih.. Mungkin dikalangan bangsa nyamuk, nyamuk cepu ini adalah nyamuk superhero-nya.. Mungkin diantara nyamuk2 itu ada Supermos, Batmos, atau Iron Mos..?
Sepertinya sekian dulu, udah malem e..
Akan berlanjut di postingan selanjutnya..
Smell you later..!!
(Banyak nyamuk terbunuh saat proses penulisan entry ini)