Thursday, October 29, 2009

7 Alasan Mengapa Saya Tidak Merekomendasikan Cepu sebagai Kota Hari Tua Anda part 1

Sedari kecil, saya hidup berpindah-pindah (bukan, saya bukan Meganthropus palaeojavanicus yang hidupnya nomaden).

Dibuat (sepertinya) di Yogyakarta, dikandung di Salatiga, menjelang lahir balik lagi ke Yogyakarta, batita di Salatiga lagi, mulai 3 tahun sampai 7 tahun ikut mbah di Magelang, mbah pensiun pindah lagi ke Yogyakarta setahun, lalu balik tinggal sama ibu di Salatiga dari kelas 3 SD sampai lulus SMP, terus SMA nya di Magelang lagi, lulus SMA saya memprediksi bakal balik lagi ke Yogyakarta (UGM, ngarep), tapi kenyataan berkata lain, saya harus kuliah di CEPU..!!


Perjalanan hidup seorang Dea Amelia


Sebelumnya saya akan membahas sedikit tentang profil kota -ralat- Kecamatan Cepu. Artikel ini diambil dari Wikipedia (terimakasih mbah Wiki) dengan perubahan seperlunya. Artikel yang benar bisa dilihat di sini .

Cepu adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di perbatasan dengan provinsi Jawa Timur, dan dilewati jalan yang menghubungkan Surabaya - Purwodadi - Semarang.

Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak zaman Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perebutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah.

Ada juga kisah penamaan Cepu diambil dalam kisah Aria Penangsang, yaitu pada saat pertempuran antara Jipang Panolan dan Pajang di pinggiran bengawan Solo, alkisah ada seorang prajurit Panolan (ada kisah bukan prajurit biasa melainkan sang Aria Pengangsang sendiri, uda deh ngaku aja) yang tertancap tombak di pahanya saat sedang p*p di pinggir Bengawan Solo, dalam bahasa Jawa Tancap = nancep, paha = pupu, berasal dari dua kata tersebutlah kata Cepu. Mungkin jika waktu itu pahanya Aria Penangsang bukan ditancep tapi dikecup, nama kota ini menjadi Cupu, kecup pupu.

Pada zaman penjajahan, Cepu merupakan salah satu kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jatinya. Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah, loji klunthung (ini dimana ya?). Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu.

Gedung SOS (Save Our Songket)


Untuk mendukung transportasi masa itu, dibangun pula jalur kereta api yang menghubungkan Jawa Timur - Jawa tengah via Cepu. Di Ngloram, juga bisa ditemui bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda.
Daerah ini telah lama dikenal memiliki persediaan minyak bumi. Pada tahun 2005, Cepu mendapat perhatian nasional karena penemuan adanya deposit minyak yang melimpah di Blok Cepu.(Katanya udah lama dikenal banyak minyak, tapi kok tahun 2005 baru diperhatikan?) Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan rakyat dari kayu jati dan wisata hutan jati dengan kereta api kuno.

Di era Pergerakan Nasional, Cepu menjadi tempat pelarian eks. PKI madiun yang kemudian berhasil ditumpas oleh Divisi Ronggolawe yang dipimpin oleh GPH Dipokusumo. Nama Ronggolawe dan Dipokusumo saat ini menjadi ikon kota Cepu. Nama Ronggolawe dipakai sebagai nama: - Lapangan terbesar di Cepu: Lapangan Ronggtolawe - Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) - Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda. Sedangkan GPH Dipokusumo diabadikan sebagai monumen yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko dekat Kantor Pos (yang saya tahu di dekat kantor pos ada Depot Bakso-Mie ayam Rahayu).

Gila, papan caturnya segede apa?


Kota yang terletak diantara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini juga dialiri oleh Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa. Di Cepu dikenal musim pladu' 'yaitu masa dimana ikan-ikan mabuk dan mengapung dan menepi ke pinggir sungai karena air keruh akibat hujan dan p*p manusia. Ikan-ikan yang sering dijadikan tangkapan adalah ikan bethik dan ikan wader. Dahulu masa ini dijadikan andalan menutupi kebutuhan gizi keluarga sekaligus sumber rezeki, namun sekarang musim ini jarang terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan ekosistem di hulu maupun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

Bengawan Single


Beberapa instansi yang keberadaannya mendominasi Kota Cepu yaitu PT Pertamina EP, Pusdiklat Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), Sekolah Tinggi Energi dan Mineral DESDM dan Perum Perhutani. Perekonomiannya ditopang oleh masyarakat yang berprofesi sebagai PNS. Para pendatang juga berperan besar pada laju perekonomian kota Cepu. Cepu bisa dikatakan sebagai miniaturnya Indonesia. Banyak pendatang dari berbagai daerah seluruh Indonesia yang datang untuk bekerja sebagai PNS, ikut diklat di Pusdiklat Migas dan STEM Akamigas, atau sebagai pedagang. Pertaniannya merupakan sawah tadah hujan, hanya sebagian kecil yang berada di tepi Bengawan Solo memakai irigasi. Kayu jati semakin susah ditemukan di Cepu akibat penebangan hutan pada masa awal reformasi. Tata kotanya sangat tidak kurang bagus, namun saat ini sudah mulai dibenahi seiring dengan adanya Blok Cepu.

 Kampus saya, di sebelah EP..

Pertamina EP, di sebelah kampus saya..

Dibandingkan dengan ibu kota kabupatennya, Blora, justru Cepu lebih maju dan lebih ramai. Di pusat kota Cepu terdapat taman yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama TAMAN SERIBU LAMPU (ONE THOUSAND LAMPS PARK), yang kini menjadi Taman Seribu Tiang ini karena taman tersebut terdapat dipasang lampu untuk penerangan taman.Pada malam hari taman ini selalu ramai dikunjungi masyarakat.Ruang Publik ini merupakan sarana hiburan tersendiri bagi warga Cepu, karena di taman ini banyak dijumpai pedangan makanan, pakaian, mainan anak atau sekedar mencuci mata.

Taman Seribu Lampu Mati

Dengan dinamisnya kota Cepu, walau statusnya sebagai kota Kecamatan, memungkinkan bila kota Cepu dirintis menjadi kota PERDAGANGAN atau bahkan naik strata sebagai daerah yang secara administratif mempunyai otonomi sendiri karena faktor SDM dan letak Geografis kotanya. Kota kopi klothok ini letaknya strategis karena sebagai persimpangan ke kota-kota lain di sekitarnya yaitu Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Blora, Rembang, dan sebagainya. Dan ini sangat kungkin karena dimasa mendatang akan dibukanya perusahaan minyak bumi EXXON MOBIL. Untuk itu, mengharapkan kehadiran para investor untuk menggarap kota Cepu. Kita doakan saja, amin.

Demikian sedikit mengenai Cepu, tempat dimana saya sedang menuntut uang saku ilmu.

Nah, seperti judul postingan kali ini, saya akan memberikan 7 alasan mengapa Anda tidak perlu menghabiskan hidup di Cepu.

1. PANAS GILA

Dulu waktu SD, sempat ada soal IPS yang berbunyi "Kota di Indonesia yang dikenal sebagai kota minyak adalah...." dan jawabannya adalah Cepu.

Waktu itu dalam bayangan saya, Cepu itu seperti pom bensin : beraspal, bau bensin, panas, gak ada pohon, sejauh mata memandang hanya fatamorgana yang terlihat..

Dan ternyata benar sekali khayalan masa kecil saya itu. (Kecuali bagian fatamorgana). 

Dengan suhu rata-rata harian sebesar 35 derajat celcius, Cepu dengan sukses membuat saya tiap saat gak itu pagi, siang, sore, malam, kipas-kipas mulu. Tidak bermaksud lebay, tapi tanpa menyalakan AC atau fan, mungkin Anda seharian cuma pipis sekali, karena cairan tubuh sebagian besar sudah keluar melalui keringat. Jam 12 siangnya di Salatiga tuh kayak jam 10 pagi di Cepu.. Angin yang berhembus pun nggak sejuk, tapi panas dan berdebu. Di pagi hari pun, adanya embun serasa mujizat di Cepu..

Saya pernah dengar dari seorang dosen geologi, bahwa dulunya Cepu adalah laut. Dweeng.. Gila, saking panasnya ampe air lautnya menguap dan jadi daratan kayak sekarang ini.. Bisa-bisa di masa depan Cepu ini menjadi gurun pasir..


2. GAK ADA HUJAN

Di Cepu ini ada dua musim, musim kemarau dan musim panas.
Hujan jarang terjadi di daerah ini. Adapun itu paling2 cuma 'hampir hujan'.  Tapi sekalinya hujan yang deres banget, sungai bengawan Solo meluap dan menyebabkan banjir yang menggenangi sebagian daerah. Cepu oh Cepu.. 
Mungkin suatu saat ada film Ratapan Anak Cepu kali ya..


3. BANYAK (super)NYAMUK

Kota yang udaranya panas sering diidentikkan dengan banyaknya nyamuk. Hukum 'ada panas ada nyamuk' tersebut sangat berlaku di Cepu. Sumpah ya, nyamuknya tuh udah banyak bgt, segede-gede gaban pula. Well, saya juga gak tau sih gaban itu gedenya segimana. 

Tapi yang namanya nyamuk Cepu itu emang ganas bin Ganas Sueb. Kayaknya mereka udah bermutasi deh, abisnya mau berapa kali diadain fogging di asrama saya, teteeep aja nyamuk merajalela. Disemprot pake Baygon juga gak mempan, pake lotion anti nyamuk juga masih doyan nyamuknya.. Mau ditepukin, keburu bengkaka nih tangan sebelum nyamuknya abis..

Emang bener2 nih.. Mungkin dikalangan bangsa nyamuk, nyamuk cepu ini adalah nyamuk superhero-nya.. Mungkin diantara nyamuk2 itu ada Supermos, Batmos, atau Iron Mos..?
 
Sepertinya sekian dulu, udah malem e..
Akan berlanjut di postingan selanjutnya..

Smell you later..!!


(Banyak nyamuk terbunuh saat proses penulisan entry ini)

(Foto-foto dicuri dari situs Akamigas-STEM)

48 comments:

  1. nice post. mampir juga di http://info.kotacepu.com ya. :)

    ReplyDelete
  2. abis anda tinggal diasrama sih coba tinggal di hotel mega bintang pasti tak ada nyamuk, dari itu laen kali bawa uang banyak baru cari hotel, dasar anak kos kosan

    ReplyDelete
  3. hahahahaha lucu brader tulisan u. btw i dulu juga tinggal di Cepu. You know balun srikaton gang 3...? That's my home dulu, 'tah sekarang dah jadi apa...Lum sempet maen lagi ke Cepu

    ReplyDelete
  4. Eh ralat dikit...u perempuan yaw...? brader-nya i ganti aja jadi sister,wkwkwkwk

    ReplyDelete
  5. Ralat sedikit alias dikit aja diralat... yg foto pertama itu GOR Migas mbakyu, yang SOS (SOOS maksudnya) ada di sebelah utaranya, saya dulu pernah disitu (Juwalan Legen) sekarang saya ada di seberangnya (Njagain Stoomwals, siapa tahu ada turis mau poto2 bisa jadi gaetnya).
    >Nisjtaja bermanpaat boeat Pembatja jang boediman..

    ReplyDelete
  6. I ya cepu memang udaranya panas and nyamuknya banyak besar2 lagi, ak dl sempat sekolah SMP di sana...tapi ya lama2 betah2 aja panas dan nyamuk sdh jd biasa aja..hehehe.

    ReplyDelete
  7. ,ini qm b'niad promosiin cepu ta sebaLig ny se

    #GEJE..!!

    ReplyDelete
  8. bisa tau dapat darimana data suhu di cepu sehari2nya ga??
    buat bahan TA
    serius
    tolong yoo

    ReplyDelete
  9. lumayan menarik artikel nya bro, gw udah 4 bulan dicepu, emg panas gila dimari

    ReplyDelete
  10. jarak cepu ke surabaya jauh yah?

    ReplyDelete
  11. anda terlalu berlebihan menilai keburukan Cepu..
    apakah anda menyesal pernah tinggal di daerah tempat anda menimba ilmu?
    berprinsiplah: dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
    apapun keadaannya harus bersyukur, dan jangan mencela.. karena jauh dari apa yang anda tahu, cepu memiliki kontribusi yang besar disektor hulu dan hilir perminyakan, kehutanan. dan output dari kondisi Cepu yang demikian pun juga telah banyak melahirkan putra putri terbaiknya di berbagai bidang baik di dalam maupun luar negeri. berbicaralah dengan data dan jangan mencitrakan sesuatu yang menurut kesenangan pribadi yang bisa berdampak pada buruknya image suatu daerah.
    be smarter n' be wise

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin yang nulis ini, adalah penduduk yang (sok) ke barat2an, Cepu Jawa Tengah paling timur woy, bukan barat, segitu burukkah... Mungkin yang nulis ini sedang sakit kali

      Delete
  12. tak kiro bencong, jebule nduwe bolongan

    ReplyDelete
  13. Yups...
    Betul sekali dr. Hermawan.
    Menilai sesuatu (apalagi yg bersifat ajakan) tak seharusnya berdasar dari sudut pandang pik*r*n yg sempit saja (oops.. sempit kotanya mksd gw)

    ReplyDelete
  14. ada lagi neh...kata orang cepu sendiri lho..di cepu itu pengendara kendaraan pada buta warna alias terobos lampu lalin seenaknya hehehe.... peace...canda aja.

    ReplyDelete
  15. Ni yg komen kok sinis bgt sih..namanya jg pendapat ya sah2 aja.saya asli cepu gak terganggu tuh

    ReplyDelete
  16. cepu... I lope cepoe...

    ReplyDelete
  17. aku lahir di cepu, orang tua ada di cepu, sku suka cepu walaupun skrng tinggal di cirebon

    ReplyDelete
  18. dulu waktu aku punya temen orang cepu ternyata orangnya ngeyelan sekali.. dan ngeyelnya aneh kalo dipikir gak masuk akal... ternyata setelah saya pelajari mungkin ada kaitannya dengan sejarah suku samin di cepu...

    ReplyDelete
  19. hmmm,,,,yg anonyms diatas saya mengenai suku samin sebatas apa anda mengetahuinya?? lucu juga yg bikin tulisan ini n yg komen mengenai suku samin. :)

    hati-hati saja dalam menulis apalagi menilai, mempublikasikan segala sesuatu yg anda belum n sudah (sedikit/banyak) anda alami.

    semua memang berhak menulis dan berhak memberikan komentar. baik-buruknya tulisan,kritikan dan saran yg diberikan setidaknya disikapi dg bijak. ^_^

    u/penulis terimakasih sudah di share cerita feature nya (tapi menurut sy belum bisa dikatakan feature, saran aja c besok2 jkalau mengunjungi tempat lain selain cepu n dipublikasikan, coba deh menulisnya dg cara yg indah.

    salam ya dea.... ^_^

    ReplyDelete
  20. nyamuk cepu mungkin ketularan NYAMIN juga hehehe

    ReplyDelete
  21. wkwkwkwkwk... pas banget.. gue di cepu setahun ini ampun dech rasanya.... hmmmm...

    ReplyDelete
  22. kalo anda orang berpendidikan tentunya salah berbicara seperti itu, kalo anda kuliah di STEM saya rasa gak pantas memberikan kritik dengan nada tidak sopan seperti itu, meskipun bukan daerah anda seharusnya anda lebih bisa menghargai. kalo memang anda golongan terpelajar. percuma anda dididik kalaupun hasilnya juga seperti orang tidak terdidik. orang akan menghargai anda kalo anda sendiri juga menghargai yang lainnya. bukan hanya mengkritik tapi beragumen lah dengan menyertakan solusinya bukan memberikan kritik yang malah membuat orang berpendapat buruk ttg anda. seharusnya anda bisa membedakan mana yang pantas dan yang tidak pantas. kalo anda merasa marah dengan omongan saya, cobalah berpikir ada berapa orang yang tersinggung melihat postingan anda.

    dan juga anda yang tidak mengerti tentang masyarakat samin tidak usah sok berkoar koar mengatakan tentang masyarakat samin tentang ini itu, masyarakat samin aneh karena kepintarannya. anda yang masih hijau tentang pengetahuan sebaiknya banyak banyak belajar, agar setidaknya anda tidak terkesan lebih memalukan dibanding dengan apa yang anda omongkan.

    ReplyDelete
  23. bener neh yg dikata dea.. nyamuk disini ampuuun dech... premannya nyamuk hahaha

    ReplyDelete
  24. cepu dulu sampai sekarang sama saja ,panas /nyamuk banyak tidak berubah,sarang walet/sarang orang china ...yang semakin membludak menguasai rumah -rumah dinas pejabat yang perlu diwaspadai....broooo...dimana orang jawanya apa hanya yang diwarung kopi aja .....kebanyakan diwarung kopi kecanduan gak bisa mikir gakbisa kaya.....he.he.he.....

    ReplyDelete
  25. kalo anda kerja trus mau dipindah ke cepu mending janganlah,,,,,spechlesss

    ReplyDelete
  26. Exactly, I LOVE CEPU.. see u soon di kota Cepu lg ya mb Dea

    ReplyDelete
  27. Penulis dan sbagian org yg komwn ini kyknya pd manja dan menyek2.Saya adl org cepu walaupun bkn asli cepu krn ortu asli sumatra.
    Kadang org kl uda terbiasa dgn hidup nyamannya dan gaya foya2 di mall bklan frustasi kyk penulis para pengomen disini.kl penulis niatnya belajar hrsnya ga peduli macam apa lingkungannya.
    Hargai lingkungan anda, blm jg dikirim ke papua cuy..lbh mati gaya dirimu...

    ReplyDelete
  28. dikarenakan menulis itu bebas, jadi setiap penulis bebas menulis, tinggal pertanggungjawabannya saja, mau dinilai seperti apa, itu hak pembaca, penulis pun harusnya jg bertanggungjawab atas kepenulisannya. Tulisan sama lisan itu sama-sama menunjukkan identitas. Kampus terkemuka bisa saja mahasiswanya ngga punya muka.

    ReplyDelete
  29. saya dari lahir sampe smp di cepu, semua yg dijelaskan benar sekali.. saya ingin menambahkan klo cepu akses ke luar kota jalannya jelek semua, mau ke semarang lewat blora jalannya jelek, mau ke solo lewat ngawi jalannya jelek, mau ke surabaya lewat bojonegoro juga jelek jalannya. udah itu aja, terimakasih

    ReplyDelete
  30. Mental baja yg bertahan di cepu,sya bersyukur jdi org cepu... ini berhubungan dngan pkerjaan sya lintas pulau lintas propinsi... jika anda bisa bertahan hidup di cepu tnpa bnyak keluhan maka anda bsa hidup dimna saja dngan nyaman...lyaknya gym cepu adalah sasananya dan kita merasakan nikmatnya justru klo sudah di luar... yo leh?

    ReplyDelete
  31. Memang, hidup kalo dijalanin sesantai mungkin sih mau hidup dimana tempatnya juga ga masalah,, saya asli cepu, tp hidup berpindah pindah, mau di lereng gunung, mau ditengah hutan saya enjoy aja, malah jadi punya banyak temen,, susah senang dijalanin, itu baru namanya hidup. So, buat apa sih mencela cela, cepu toh juga bagian dari indonesia, negara kamu juga, :)

    ReplyDelete
  32. Halloooo...???
    Lebay banget jadi orang. Jawab dulu pertanyaan ini.
    Daerah mana di Indonesia yg gelap terus gk ada matahari?
    Gk ada kali, makanya panas. Paling dingin karena mereka terkena angin di ketinggian (gunung), kalau kamu dijemur ditengah jalan siang bolong meski di daerah Gunung pun paling juga mlipir. Jakarta? Bandung? Jogja? Semarang? Sama aja kali' mau kota besar/kecil dikota besar aja gk ada banyak pohon justru lebih panas dol!
    Sebutkan daerah mana yg gk ada nyamuk di Indonesia??
    Tidur dalam kolam sana biar gk digigit nyamuk, cari sana data valid daerah mana yg paling banyak terkena DB.
    Terus kamu bilang gk ada hujan.. Gubraaakk!!! Lebay banget!! Nget!! Nget!!
    Iya kali kamu keluar rumah pas musim kemarau lihat langit terus bilang Wahh pannasss tolong!!! Terus masuk kamar lagi tidur sampai musim hujan terlewatkan. (MIRIIISS!!)

    Jadi kesimpulannya semua daerah di Indonesia memiliki prosentase mayoritas dari hal" yg kamu sebutkan artinya kalau toh ada daerah yg tidak panas, tidak bernyamuk, setiap hari ada jadwal shift hujan dan panas selama 1 tahun masa kontrak (wakkkk jadi ikutan lebay) itu hanya sebagian kecil bahkan gk ada. Kecuali kamu buat dunia kamu sendiri.
    So the last, DON'T BE LEBAY!!
    Thanks

    ReplyDelete
  33. Matio wae mbak lak kepenak , ora di cokot nyamuk karo kepanasan

    ReplyDelete
  34. Tulisan anda tidak menggambarkan mahasiswa dengan SPP 28jt persemesternya mbak, kalo buat perbandingan itu ya mbok yg imbang, lah mbaknya buat perbandingan kecamatan dengan kota..... mbak belajar aja yg bener gih hahahaha #WONGSAMIN

    ReplyDelete
  35. Tulisan anda tidak menggambarkan mahasiswa dengan SPP 28jt persemesternya mbak, kalo buat perbandingan itu ya mbok yg imbang, lah mbaknya buat perbandingan kecamatan dengan kota..... mbak belajar aja yg bener gih hahahaha #WONGSAMIN

    ReplyDelete
  36. Ketoke wong iki kakean ciu,
    Mugo2 sok mben wong iki urip nang Cepu nganti tuwek lan Matek,
    Aamiin

    ReplyDelete
  37. Klo mau nulis artikel brp/sis tolong pastikan melakukan survei di segala tempat dan bidang. Jangan terfokus hanya pada 1 titik. Saya lahir dan besar di CEPU hingga LULUS SMA dan akhirnya kerja dibluar kota (pulau). Bahkan saya punya harapan buat usaha dan menetap di sana (cepu). Masalah pertanian masih sangat luas di kampung saya. Mau berapa hektar pun masih ada. Cuma seiring Perubahan iklim global para petaninya pun berubah gak terpaku sama 1 komoditi (padi) dan mulai berkembang menjadi petani bawang merah bawang putih buah2an dll.
    So next time lakukan survei yg lengkap aja sebelum membuat artikel seperti ini (saran saya). Biar lebih mengenal CEPU secara merata dan gak menulis ke egoisan sebagai pendatang dan meng-share negatifnya saja.
    Thank

    ReplyDelete
  38. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  39. Adakah yang bisa bantu saya mengenai kota Cepu ? Please help me

    ReplyDelete
  40. Adakah yang bisa bantu saya mengenai kota Cepu ? Please help me

    ReplyDelete
  41. Terlalu lebay deh yang buat artikel, terlalu berkesan menjelek-jelekan padahal dia sendiri juga hidup mati cari ilmu disini. Please mba hidup ga selalu diatas, cari enaknya doang. Kalo udah takdirnya kuliah di Cepu ya disyukuri aja, toh dirimu juga gatau Cepu bakalan kaya gimana kedepannya

    ReplyDelete
  42. Ga begitu kali...nyamuk memang ada dimana2..ga cuman di cepu,tempat saya di kalteng nyamuknya lebih besar dari cepu..klo soal panas relatif lah,kota saya aja panas bukan main (palangkaraya)..saya masih kuliah di STEM,dan saya bersyukur bisa kuliah disini..salam..

    ReplyDelete
  43. Terlalu berlebihan menilai suatu daerah,,saya juga perantauan pindah2 tempat tpi ga begitu amat kalo melontarkan nada sinis,krena tiap daerah punya keistimewaannya sendiri2..

    ReplyDelete
  44. Tulisan pada tahun 2009 yang lalu... Sekarang sudah tahun 2017. Sudah banyak perubahan yang terjadi di Cepu ini. Semoga tulisan2 yang sekiranya bermuatan kesan negatif seperti ini tidak terulang kembali. Mungkin dulu penulis sedang khilaf ketika menghadapi keadaan bahwa dirinya harus pindah dari zona nyamannya yg dulu (tempat/daerah tinggal) yg serba nyaman (menurut penulis) dan kemudian harus hidup di daerah yg (mungkin menurut penulis lagi) cukup ekstrim baginya. Semoga dgn komentar2 pembaca disini, dapat menjadi pengingat bagi penulis (ketika melihat kembali buah tulisannya ini) agar menjadi penulis yang santun dalam mengenalkan keanekaragaman daerah, kebiasaan masyarakat, budaya, maupun adat istiadatnya, atau ketika menulis artikel dan tulisan2 lainnya.

    ReplyDelete

silakan dikomenkomenin..