Wednesday, October 12, 2016

7 Alasan Mengapa Saya Tidak Merekomendasikan Cepu sebagai Kota Hari Tua Anda part 2

Ini adalah lanjutan dari postingan saya sebelumnya.

Yang belum baca, saya gak paksa untuk baca kok hehehe
tapi kalau penasaran (yaelah ge-er), bisa dilihat di sini.

Akhirnya topik ini berlanjut setelah hampir 7 tahun ditinggalkan. Iya, 7 tahun, kalau punya anak udah masuk SD.

Kemarin saya iseng lihat trafik di blog saya ini. Wah ternyata Blogger sudah ada fitur untuk melihat detail trafik yak (kemana aja buk). Dan ternyata postingan saya 7 tahun lalu menempati peringkat pertama view dan yang paling banyak dikomentari (45 komentar - sampai post ini dipublish - , itu udah paling banyak huhuhu, bandingin ama komenan di status Jon*u di FB yg mencapai ribuan, apalagi klo udah bahas yg gitu2 wuuhh) adalah postingan ini.

Ada yang selow, ada yg membenarkan, tapi yang paling banyak adalah mengkritik tulisan saya itu. XD Kaget juga, banyak sekali yang ngatain saya manja lah, gak bersyukur lah, gak sopan lah, lebay dll gara2 saya menulis tentang "keburukan" Cepu.

Ya saya ketawa aja sih :D

Karena emang benar begitu adanya.
Bukan, bukan "keburukan" Cepu maksudnya.
Tapi memang benar saya manja, gak sopan dll (dikiiiitt)

Terimakasih sudah ikut meramaikan kolom komentar :)
Terimakasih yg sudah nge-judge juga hehe

Ya, saya masih ababil bin alay saat itu hihihi

"I was a BAD girl
Kalian sucih akuh penuh dosyah"

Well, despite all, saya memutuskan untuk melanjutkan menulis tentang Cepu, kota kecil (dan panas) yang sudah saya tinggalkan 5 tahun yang lalu. Setelah tinggal di Jakarta (yang panas) selama 4 tahun, kini saya tinggal di Pekanbaru (yang panas juga tapi Puji Tuhan tahun ini gak ada kabut asap yeayy!!)

Hmm preambule nya panjang sekaleee.. Gomenasai >,<

YOSH!!

Inilah "7 Alasan Mengapa Saya Tidak Merekomendasikan Cepu sebagai Kota Hari Tua" versi On The Spot.

*playing bgm: Start - Depapepe

...versi seorang Dea ding :p (paling gak saya menyertakan credit untuk background song di blog saya, gak kayak program itu tuh hehe). FYI program2 di TV TransCorp sering bgt pake bgm Depapepe dan anisong. Bahkan ending Redaksi Pagi pun pake instrumental Give Me Five - nya AKB48 wkwkwkwk). Fix editornya demen Jejepangan. Toss!! Tapi at least hargai musisinya dong bro/sis, cantumin judul sama penyanyinya napa. hehe

back to the main topic
(kebiasaan OOT nih)

mule langsung no. 4 yaakk

4. BUTA WARNA

Penyakit ini sering menyerang pengendara secara tiba2 di lampu merah. Ya benar, ketika warna lampu lalu lintas tiba2 terlihat semua menjadi hijau. Mau warna merah, terobooooosss. Warna kuning, bukannya memperlambat laju, malah makin dipercepat biar gak kena merah. Giliran warna hijau, lampunya mati wkwkwkwk.

Gak cuma itu sih. Kesadaran keselamatan berlalu lintas dirasa kurang. Salah satunya jarang dijumpai pengendara motor pakai helm standar. Ya mungkin mereka merasa tempurung kepalanya udah lebih keras daripada aspal, atau otaknya di dengkul (ati2, kalo jatuh kesandung bisa geger otak).

Terusss masalah klasik, lampu sein (atau reting, klo org Jawa bilang). Rating kanan belok kiri, rating kiri belok kanan, atau gak nyalain lampu sein sama sekali, mengandalkan tangan yg ngawe2. Itu tangan daripada buat ngawe2 ntar kesamper motor lain, kenapa gak dipake buat nyalain lampu sein aja sik >:(

yaaahh walaupun hal ini juga banyak kita jumpai di daerah lain (bahkan mungkin ada yang jauh lebih parah), tapi saya, kami, para perantau sangat amat terganggu dengan kebiasaan buruk berlalulintas di kota ini.

5. JALAN AKSES BURUK

Cepu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Blora yang berada di ujung timur Jawa Tengah, berbatasan dengan Kab. Bojonegoro, Jawa Timur. Kalau kamu dari Semarang, bisa lewat Purwodadi --> Blora --> Cepu. Kalau kamu dari Solo, bisa lewat Ngawi, trus Bojonegoro (Padangan) trus masuk Cepu. Kalau dari Surabaya, bisa lewat Lamongan, trus Bojonegoro, trus nyampek Cepu.

Saya gak tau ya sekarang, tapi duluuuu jalan akses masuk ke Cepu itu - mau lewat mana aja - jeleeeekkkk bgt, gronjal2, lubang dimana2. Ajojing deh pokoknya di dalam mobil. Butuh keahlian super untuk melewati medan jalan menuju ataupun di dalam kota Cepu.

Paling nyaman kalo mau ke Cepu itu naik kereta api. Entah kenapa semua kereta api baik ekonomi, bisnis, sampai eksekutif relasi Jakarta - Surabaya, pasti berhenti di Cepu. Eksekutif lho, yg biasanya cuma brenti di stasiun2 besar saja, juga berhenti di Cepu. Sugoi.

Dari Semarang pun ada relasi khusus ke Cepu, namanya Blora Jaya Express. Andalan saya kalo lagi pulang kampung saat itu. Sayangnya denger2 kereta ini mau di-nonaktifkan. Padahal rame bgt lhoh. Entah kenapa banyak orang yang pergi ke Cepu hehe..



6. GAK ADA BANYAK HIBURAN

Saat itu, tahun 2008, adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota Cepu. Sepi.. sendiri aku benci. wkwkwk. Tapi iya lho, sepi, gitu2 aja. Inget bgt Indomaret depan Vyatra adalah minimarket waralaba pertama yang dibuka di Cepu. Mungkin sekarang udah banyak yak. Indomaret, sebelahnya Alfamart, trus gak jauh ada Sevel, Lawson, Family Mart dsb dst. Tapi pas saya tingkat 3, udah mule ada kemajuan lho, akhirnya ada supermarket Bravo yang baru dibuka. Ye ye ye.. sekarang entah masih ada apa gak hehe 

Channel Radio paling hits adalah RAKA FM. Lupa frekuensinya berapa wkwk. Pokoknya suami saya waktu itu sempet jadi salah satu penyiar yg banyak fansnya hahahaha. Lagu yg paling banyak direquest adalah I'm Yours sama Dear God which are saat itu lagu2 ini bisa dibilang udah outdated. Lagu2 baru dan ngehits di zaman itu sepertinya belum sampai ke telinga pendengar setia Raka wkwkwk. Jadii ya bisa disimpulkan sendiri lah ya.. :p 

Suami (di foto ini masi PDKT), yg punya banyak fans, selain karena penyiar di Raka FM, tapi juga pemain kuartom di Marcing Band yg sangat kharismatik <3 span="">

Sering bingung juga sih waktu itu klo mo jalan2 kemana sama pacar atau temen2.. Untungnya saya anak yg cukup rumahan, dan berasal dari kota kecil yg hiburannya gak banyak juga, jadi malmingan nonton dorama di laptop atau pacaran di teras kamar aja udh seneng. Yang kasian adalah temen2 yang berasal dari kota besar kayak Jakarta, yg biasa nongkrong di mall, makan, nonton, ngopi, karaoke dll, di Cepu ini pasti berasa di hutan hehe.

Kalau mau jalan2 paling ke Semarang, atau Sarangan (objek wisata alam yang berada di kaki lereng Gunung Lawu, Magetan), atau Wisata Bahari Lamongan (WBL). Tapi jaraknya ya lumayan jauh2 hehehe perjalanan 2-3 jam lah. Lumayan sih daripada cuma nongkrong2 gaje di Taman Seribu Lampu atau muter2 Nglajo hehehe..

Ini waktu ke Waduk apaaaaa gtu, di daerah Blora, lupa namanya..



7. ...

Hmm apa lagi yaak..
Lupa sih kalau sekarang ya, sejak lulus belum pernah ke Cepu lagi, jadi gak tau sekarang seperti apa. Tapi semoga lebih rame dan maju yaa, dan berkurang lah hal2 yg saya list di atas hehehe

Tapi.. seperti kebanyakan kenangan tentang seseorang (yang pernah kita cintai), dimana kita hanya mengingat yang indah2 saja seberapapun dia pernah menyakiti kita, Cepu itu NGANGENIN!!

See you very soon, Cepu :)



2 comments:

  1. Dan ternyata di part 2 ini (setelah 7 taun lamanya), masih juga membuat tulisan dengan cara yang kurang santun shg masih sangat memungkinkan adanya komentar negatif ttg anda. Walaupun memang yg anda katakan benar tp setidaknya hargailah (walaupun sedikit) dgn menggunakan gaya bahasa dan pilihan kata yg santun(atau mungkin saya maklumi saja jika memang anda kurang terbiasa dlm menerapkan sikap sopan santun). Jadi setelah 7 tahun atau lebih, saya hanya dapat memberikan saran (yg mungkin jg percuma, mungkin) agar anda menjadi orang yang dapat (lebih dan lagi) menghargai atau menghormati orang (atau sesuatu yg lain) dengan tanpa harus menjelek-jelekkan dgn gaya bahasa anda yang 'kekinian' sehingga dapat menjadikan hal2 negatif thd anda. Sekian dan selamat berbahagia di tempat anda sekarang yang (mungkin menurut anda) lebih baik dari kota Cepu kami, yang tidak anda rekomendasikan ini.
    #hanya komentar sbg masukan lho y...

    ReplyDelete
  2. Dan ternyata di part 2 ini (setelah 7 taun lamanya), masih juga membuat tulisan dengan cara yang kurang santun shg masih sangat memungkinkan adanya komentar negatif ttg anda. Walaupun memang yg anda katakan benar tp setidaknya hargailah (walaupun sedikit) dgn menggunakan gaya bahasa dan pilihan kata yg santun(atau mungkin saya maklumi saja jika memang anda kurang terbiasa dlm menerapkan sikap sopan santun). Jadi setelah 7 tahun atau lebih, saya hanya dapat memberikan saran (yg mungkin jg percuma, mungkin) agar anda menjadi orang yang dapat (lebih dan lagi) menghargai atau menghormati orang (atau sesuatu yg lain) dengan tanpa harus menjelek-jelekkan dgn gaya bahasa anda yang 'kekinian' sehingga dapat menjadikan hal2 negatif thd anda. Sekian dan selamat berbahagia di tempat anda sekarang yang (mungkin menurut anda) lebih baik dari kota Cepu kami, yang tidak anda rekomendasikan ini.
    #hanya komentar sbg masukan lho y...

    ReplyDelete

silakan dikomenkomenin..